Menjalin Hubungan Dengan Para Ulil Amri (Pemimpin)

MediaMuslim.Info – Kita harus melakukan hubungan dengan para ulil amri baik dari kalangan pemimpin dan para hakim penanggung jawab peradilan serta tokoh-tokoh lembaga-lembaga penting dan kepala-kepala penanggung jawab pemerintahan. Kita tidak boleh berlaku kaku dan merasa bahwa kita di satu lembah sementara mereka di lembah yang lain. Sebab ketika perasaan seperti ini telah tertanam maka segala usaha perbaikan bisa jadi akan terhalang. Namun kita hendaknya bersikap tawadhu demi terwujudnya Al-Haq. Nabi shalallohu ‘alahi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya barangsiapa yang berlaku tawadhu’ karena Alloh maka Alloh akan mengangkatnya” (HR. Muslim no. 2588 dalam kitab Al-Birr was Shilah dari hadits Abu Hurairah)

Bila kita telah memiliki hubungan dengan para pemimpin, hakim, hakim pengadilan dan para kepala instansi yang mengurusi urusan kaum muslimin, terjadi sikap saling memahami antara kita, tentu akan berhasil dengan sangat baik, InsyaAlloh.

Sesungguhnya salah satu sebab keberhasilan dakwah kepada Alloh adalah bila dakwah memiliki dukungan dari pemilik kekuasaan dalam suatu Negara, karena dakwah dan kekuasaan adalah dua pilar perbaikan terhadap umat. Bila keduanya bertemu dan bersatu maka akan terwujudlah tujuan dan maksud dakwah itu dengan izin Alloh. Namun jika keduanya berpisah maka segala usaha akan sia-sia atau melemah sampai batas serendah-rendahnya.

Oleh karena itu, menjadi suatu kemestian bagi setiap negara yang menginginkan kemulian yang hakiki dan kokoh serta kekuasaan di atas muka bumi; untuk mengambil agama Alloh Subhanallohu wa Ta’ala dan berjalan di atas petunjuk Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam, serta meninggalkan semua sistem dan aturan yang tidak sesuai dengan agama Alloh Subhanallohu wa Ta’ala dan petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam karena kalimat Alloh-lah yang tertinggi dan hanya agamaNya yang akan menang. Barangsiapa yang memegangi Kalimat Alloh Subhanallohu wa Ta’ala dan agamaNya maka dialah yang akan mendapatkan ketinggian dan kemulian atas orang-orang yang menentang.

Alloh Subhanallohu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “(Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar-Ruum: 6-7)

Kewajiban setiap negara yang menginginkan kemulian yang hakiki lagi kokoh dan kekuasaan di bumi adalah mendukung dakwah kepada Alloh Subhanallohu wa Ta’ala dengan segala kemampuan kekuasaan berupa perkataan atau perbuatan yang memberikan motivasi dan peringatan. Sebab seringkali Alloh Subhanallohu wa Ta’ala menyadarkan lewat penguasa apa yang tidak tersadarkan dengan Al Qur’an, karena bila keimanan telah melemah dalam hati manusia maka kekuatan penguasa jauh lebih dapat menakut-nakuti mereka dari maksiat dan dapat lebih meluruskan mereka untuk taat, hingga mereka dapat berlaku istiqomah dan sholih.

Demikian pula para da’i yang berdakwah dengan landasan bashiroh harus membangun hubungan dengan pemimpin di negaranya dan mendorong mereka berjalan bersama-sama di atas Al-Haq, menjelaskan kepada mereka tentang akibat yang terpuji lagi bahagia di dunia dan di akhirat (bila berjalan di atas Al-Haq), dan mengingatkan mereka dari menyelisihi (Al-Haq) serta penjelasan akibat buruk dan kesengsaraan di dunia dan di akhirat (bila menyelisihi Al-Haq), serta mendorong mereka untuk mendukung dakwah kepada Alloh Subhanallohu wa Ta’ala dengan segala kemampuan mereka dan mengingatkan mereka dari mengkhianati dan melakukan segala tindakan yang menentang dakwah tersebut.

Marilah kita memohon kepada Alloh Subhanallohu wa Ta’ala agar senantiasa mnyatukan hati kita, menjadikan kita orang-orang yang berhukum kepada Alloh Subhanallohu wa Ta’ala dan Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam, mengikhlaskan niat dan menjelaskan apa yang tersembunyi dari syairat Islam bagi kita, menjadikan kita sebagai para penyeru kebaikan dan pencegah kemungkaran, serta menyiapkan bagi umat Islam ini para kader kebaikan dan pembina, serta para pemimpin yang sholih yang memutuskan dengan Al-Haq dan berlaku adil.

(Disadur dari: Ash-Shahwah Al-Islamiyah, Dhawabith wa Taujihat, Oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin)

Sumber: www.mediamuslim.info

Tinggalkan komentar