Belajar Apa Dulu?

MediaMuslim.InfoKita semua telah tahu bahwa berIslam itu dimulai dari menuntut ilmu tentang Islam itu sendiri. Tidak langsung mengamalkan suatu amalan yang amalan itu mungkin belum jelas apakah ada dasarnya dari Al-Qur’an atau As-Sunnah. Dan juga tidak langsung berdakwah dengan ilmu yang pas-pasan. Lalu jika kita mau belajar Islam, sebenarnya apa yang harus kita prioritaskan untuk kita pelajari lebih dahulu?

Mari kita pikirkan sejenak! Agama ini datang dari Pencipta kita, dan disampaikan oleh RasulNya. Tujuan agama ini adalah menegakkan ibadah kepada Pencipta kita tersebut dengan cara-cara yang telah disampaikan oleh Rasulnya. Jadi sebelum kita belajar Islam lebih dalam, maka seharusnyalah kita mengetahui siapa Pencipta kita itu, dan bagaimana cara berinteraksi denganNya. Juga mengetahui siapa RasulNya dan bagaimana kita bersikap terhadap beliau.

Dua hal tersebut tercakup dalam ilmu yang disebut ‘aqidah. Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Jika ada orang yang berkata, “ Saya ber’aqidah begini”. Maksudnya adalah, ia mengikat hati terhadap sesuatu tersebut.  Singkat kata, ‘aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu. Secara terinci, aqidah adalah rukun iman, yaitu iman kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya dan kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik dan yang buruk. Jadi, ilmu Islam yang harus kita prioritaskan untuk kita pelajari lebih dahulu adalah ‘aqidah.

Mungkin kita masih bertanya-tanya, mengapa demikian?
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “ Barang siapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: An-Nahl : 97).

Pada ayat di atas, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menerangkan bahwa Ia akan memberi pahala kepada laki-laki dan perempuan yang beramal baik dan dalam keadaan beriman. Jadi, Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensyaratkan keimanan bagi seseorang yang beramal baik agar orang itu diberi pahala. Jika orang itu beramal baik yang banyak sekali, namun ia tidak mempunyai keimanan, maka Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak akan memberi pahala  kepadanya. Maka keimanan tersebut merupakan syarat mutlak bagi seseorang jika ia ingin selamat dunia akherat.

Sedangkan tadi telah dijelaskan bahwa keimanan itu termaktub dalam rukun iman. Dan rukun iman itulah inti aqidah Islam. Maka inilah sisi pentingnya ‘aqidah Islam. Jika seseorang belajar tentang ilmu fiqh sedalam-dalamnya, kemudian ia beramal sebanyak-banyaknya, namun tidak pernah mempelajari ‘aqidah Islam, maka jurang kehancuran telah siap menelannya.

Sangat mungkin sekali ia berbuat syirik namun ia tidak pernah mengetahui hal tersebut, karena ia tidak mau mempelajari ‘aqidah Islam. Padahal ia telah beramal banyak. Karena keengganannya untuk mempelajari ‘aqidah Islam itulah, yang membuat ia terjerumus ke dalam perbuatan syirik, sehingga syirik tersebut membuat amalnya batal semuanya tak bersisa. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “ Jika kamu mempersekutukan (Alloh), niscaya benar-benar akan terhapus semua amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS: Az-Zumar: 65).

Inilah pentingya ‘aqidah! Dengan mempelajari dan menegakkan ‘aqidah Islamiyah-lah kita akan selamat dunia akhirat.

Hal yang pertama sekali harus kita pelajari dalam ilmu ‘aqidah adalah tentang dua kalimat syahadat. Mengapa?

Secara akal, dua kalimat syahadat inilah yang bisa membuat seseorang dari kafir menjadi muslim. Maka sungguh aneh jika seorang muslim tidak pernah mempelajari kalimat yang dengannya kita bisa selamat dari neraka. Dan sungguh tergesa-gesa sekali jika kita meninggalkan kalimat syahadat, dan langsung mempelajari ilmu lain. Padahal kalimat inilah yang mengandung tauhidullah (pengesaan terhadap Alloh Subhanahu wa Ta’ala) yang merupakan tugas pokok para Rasul dari Nabi Nuh ‘alaihissalaam sampai  Rasul terakhir, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), sembahlah Alloh saja, dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Alloh) itu.’.” (QS: An-Nahl: 36). “ Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelun kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘ Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak  untuk disembah melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.’.” (QS: Al-Anbiyaa’: 25).

Dalam surat Al-A’raf, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menceritakan bahwa Nabi Nuh, Huud, Shalih, Syuaib, dan lain-lain  itu sama semua seruannya, yaitu menyeru kepada penyembahan Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata (tauhid), yang artinya: “ Hai kaumku, sembahlah Alloh, sekali-kali tidak ada sesembahan bagimu selainNya.”  (QS: Al-A’raaf: 59, 65, 73, 85).

Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Alloh dan bahwa Muhammad adalah Rasululloh.” (HR: Al-Bukhary dan Muslim).

Dari dalil-dalil di atas, telah jelas bagi kita bahwa tugas inti dan yang paling pokok dari para Rasul Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah menyampaikan kalimat tauhid, menegakkan penyembahan hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala saja. Jika kita tidak mempelajari aqidah, maka tujuan pengutusan rasul Allah pada diri kita tidak tercapai, dan akibatnya hanya akan menjadi kerugian pada diri kita suatu hari nanti.

Selain memang dakwah kepada tauhidullah itu adalah tugas inti dakwah para rasul, maka Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjadikan penyampaian kalimat syahadat menjadi materi dakwah yang pertama kali harus diterangkan kepada umat.

Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu ketika beliau mengutusnya ke Yaman, yang artinya: “ Sungguh, kamu akan mendatangi kaum Ahli Kitab, maka hendaklah pertama kali dakwah yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat Laa ilaaha illaLLaah “–dalam riwayat lain disebutkan: “Supaya mereka mentauhidkan Alloh” – Jika mereka telah mematuhi apa yang kamu dakwahkan itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam….” (HR: Al-Bukhary dan Muslim).

Jika begitu, maka ilmu Islam yang harus kita prioritaskan untuk kita pelajari lebih dulu dan kita utamakan adalah ‘aqidah, khususnya tentang kalimat syahadat.

Maka jangan tunggu-tunggu lagi, mari kita pelajarilah rukun iman, koreksi pemahaman kalimat syahadat kita, bisa jadi belum sempurna. Tegakkan tauhidulloh, sembahlah Alloh Subhanahu wa Ta’ala  saja, jauhkanlah diri dari segala macam bentuk syirik dan segala macam penyimpangan dalam ‘aqidah. Jangan sampai keengganan kita untuk belajar ‘aqidah Islam menjadi bumerang bagi diri kita sendiri pada waktu menghadap Alloh Subhanahu wa Ta’ala  nanti. Wallaahu a’lam. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita hidayah dan bimibingannya selalu.

(Sumber Rujukan: Kitab Tauhid 1, Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan; Kitab Tauhid, AsySyaikh Muhammad At-Tamimi; Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan, Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin)

13 Tanggapan to “Belajar Apa Dulu?”

  1. camagenta Says:

    Fyuh… ini yang sedang ana bingungin… lagi pengen memperbaiki iman. Apa yang ana tahu selama ini mang masih pada permukaan, jadi kadang terkesan setengah-setengah. Semoga dengan tulisan di atas, ana bisa terus tergerak untuk memperbaiki diri. Syukron…

  2. sharudin Says:

    Salam
    Saya telah memetik sebahagian artikel anda
    Terima kasih

  3. Kai Says:

    salam, alhamdulillah… banyak sekali yang harus saya kutip bahkan amalkan dari tulisan ini. Terima kasih.

  4. Djohan Says:

    ana maih dalam proses untuk mendekatkan diri pada sang khalik meskipin begitu ana masih tetp berjuang dalam meneggakkan islam dengan dakwah dan selalu mnuggu untuk terus menunggu kapan khilafah islamiyah berdiri….allahu akbar 3x

  5. irma Says:

    Ini yang ini membuat hati ana bertanya2….selagi ingin mempelajari agama Islam yang Benar banyak masukan2 membuat ana bingung, harus mulai dari mana ana memulainya??
    Dengan membaca artikel, ana jadi lebih mengerti..
    Semoga kita selalu bisa istiqomah di jalan ini.

    Jazakillah….

  6. irma Says:

    ijin mencopy artikel ini, untuk di blog ana…

    jazakillah…

  7. hasan basori Says:

    الحمد لله ………… شكرا جدا يا أخي….!!!!!!! ايوان

  8. Musfi Says:

    Assalamu’alaikum..
    Ana izin copy paste boleh?
    Syukron sebelumnya.

  9. yudi Says:

    ijin mau copy paste,ada pesantren kilat di sekolah

  10. berbagi kreativitas Says:

    artikel a sungguh bermanfaat bagi umat…!
    berbagi kreativitas,, guna pembelajaran untuk pribadi n keluarga, jua ingin berbagi pula kepada saudara2 khusus a dan umum a untuk umat islam sedunia,, minta ijin untuk memposting ulang..
    makasih.

  11. salamilmu Says:

    alhamdullillah saya mendapatkan ilmu yang berguna…….

  12. Rahmat Junaidy Says:

    Terima Kasih… Akhirnya ilmu ku bertambah….. Mohon Maaf Lahir Dan Bathin……………….


Tinggalkan Balasan ke irma Batalkan balasan